Sabtu, 30 Juni 2018

MANAJEMEN PROYEK | MANAJEMEN OPERASI LANJUTAN





MANAJEMEN PROYEK
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi Lanjutan
Dosen Pengampu Dr. Arnis Budi Susanto, S.E., M.Si.

MANAJEMEN OPERASI LANJUTAN
KELAS A

Oleh (Kelompok 8):
1.      160810201005            Agnisia Eka Permata Dewi
2.      160810201033            Sukma Aprilia Putri
3.      160810201046            Triana Dewi Susanti   

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2018







Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mengizinkan kami untuk mengerjakan makalah manajemen proyek. Dengan ridhaNya pula, maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.  Tugas ini memuat tentang pengertian manajemen proyek, tahap manajemen proyek, teknik manajemen proyek: PERT dan CPM, menentukan jadwal proyek, variabilitas dalam waktu aktifitas, trade-off dan mempersingkat biaya-waktu proyek.
            Serta terimakasih yang tak terhingga kepada keluarga serta teman-teman kami, yang telah memberikan kami semangat untuk terus berkarya dan berprestasi. Sesungguhnya kebaikan dan dukungan yang diberikan kepada kami takkan dapat kami balas, hanya kata terimakasihlah yang dapat kami tuturkan. Terimakasih sebesar-besarnya pula kepada dosen pengampu matakuliah Manajemen Operasi Lanjutan yaitu Bapak Dr. Arnis Budi Susanto, S.E., M.Si. yang telah memberikan tugas ini kepada kami agar kami bisa terus menggali pengetahuan dan memperluas wawasan. Semoga makalah ini bermanfaat dan sesungguhnya Allah SWT akan membalas kebaikan anda semua kepada kami.
            Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil makalah kami tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, baik sisi, sistematika maupun lainnya. Oleh karena itu kami menunggu saran dan kritik yang membangun. Semoga tugas dalam bentuk makalah ini berguna untuk penilaian kami maupun bagi para pembaca, serta mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan.  

Jember, 14 Mei 2018


                                Kelompok 8


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………...…
ii
BAB I                         PENDAHULUAN ………………………………………...
1
                        1.1       Latar Belakang ………………………..………..….
1
                        1.2       Rumusan Masalah ………………………..……......
2
                        1.3       Tujuan ………………………………………….….
2
BAB II            PEMBAHASAN ………………………………………….
3
                        2.1       Pengertian dan Tahap Manajemen Proyek ..............
3
                                    2.1.1    Perencanaan Proyek .....................................
4
                                    2.1.2    Penentuan Jadwal Proyek .............................
6
                                    2.1.3    Pengendalian Proyek ....................................
7
                        2.2       Teknik Manajemen Proyek ......................................
7
                                    2.2.1    Program Evaluation and Review Technique

                                                (PERT) .........................................................
7
                                    2.2.2    Critical Path Method (CPM) .......................
8
                        2.3       Menentukan Jadwal Proyek......................................
10
                                    2.3.1    Lintas Depan (Forward Pass) ......................
10
                                    2.3.2    Lintas Belakang (Backward Pass) ...............
12
                                    2.3.3    Menghitung Waktu Perpanjangan dan

                                                Mengidentifikasi Jalur Kritis .......................
13
                                    2.3.4    Contoh Soal ..................................................
13
                        2.4       Variabilitas dalam Waktu Aktivitas .........................
16
                                    2.4.1    Tiga Estimasi Waktu dalam PERT ..............
16
                                    2.4.2    Probabilitas Penyelesaian Proyek ................
18
                                    2.4.3    Variabilitas dalam Waku Penyelesian dari

                                                Jalur Nonkritis ..............................................
18
                        2.5       Trade-Off dan Mempersingkat Biaya-Waktu

                                    Proyek ......................................................................
19
                        2.6       Tinjauan terhadap PERT dan CPM...........................
21
BAB II            PENUTUP …………..……………………….……………
22
                        3.1       Kesimpulan ………………………………………..
22
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………......…………...
23








BAB I
  PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan produk (deliveryable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.
Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai selesainya proyek tersebut. Manajemen proyek dapat diterapkan  pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara luas untuk dalam menyelesaikan  proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen proyek adalah  pencapaian semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu dan dana yang tersedia. Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen yang terlibat didalamnya. Satu hal yang harus diperhatikan / diutamakan oleh seorang manajer proyek dalam melakukan perencanaan adalah menghitung, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, risiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Manajemen proyek merupakan strategi yang perlu dilakukan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas suatu perusahaan. Perkembangan pada era teknologi masa ini sejalan dengan berkembangnya perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi. Perencanaan proyek tersebut dapat disusun menggunakan Work Breakdown Structure (WBS), Cirital Path Method (CPM) dan Program Evaluation and Review Technique (PERT). Manajemen proyek dapat pula digunakan untuk memperkirakan adanya percepatan proyek (crasing). Dengan penyusunan suatu manajemen proyek yang baik, maka dapat dilakukan estimasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam menjalankan proyek, sehingga dapat meminimasi kerugian biaya akibat kemungkinan keterlambaran proyek.
1.2              Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1.      Apa pengertian dan tahap manajemen proyek?
2.      Apa teknik yang digunakan dalam manajemen proyek?
3.      Bagaimana menentukan jadwal proyek?
4.      Bagaimana variabilitas dalam waktu aktifitas?
5.      Bagaimana  trade-off dan mempersingkat biaya-waktu proyek?
1.3              Tujuan
Untuk mengetahui:
1.      Pengertian dan tahap manajemen proyek
2.      Teknik manajemen proyek
3.      Menentukan jadwal proyek
4.      Variabilitas dalam waktu aktifitas
5.      Trade-off dan mempersingkat biaya-waktu proyek



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian dan Tahap Manajemen Proyek
            Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya.
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu  periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014), Manajemen proyek merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota organisasi serta sumber daya lainnya sehingga dapat mencapai sasaran organisasi telah ditentukan sebelumnya (Soeharto, 1999). Tujuan dari manajemen proyek adalah untuk dapat mengelola fungsi-fungsi manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang ada dan telah ditetapkan serta untuk dapat mengelola sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin. 
Manajemen proyek melibatkan tiga fase/tahap:
1.      Perencanaan
Fase ini meliputi penyiapan tujuan, penggambaran proyek dan pengorganisasian tim.
2.      Penentuan Jadwal
Fase ini berkaitan dengan orang, uang, dan pasokan untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan mengaitkan aktivitas-aktivitas satu sama lain.
3.      Pengendalian
Disini perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. Hal itu juga mengubah rencana dan memindahkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan akan waktu dan permintaan biaya.
            2.1.1    Perencanaan Proyek
            Proyek bisa digambarkan sebagai serangkaian tugas terkait yang ditujukan terhadap sebuah hasil utama. Dalam beberapa perusahaan sebuah pengorganisasian proyek (project organization) dikembangkan untuk memastikan program yang ada saat ini tetap berlangsung dengan lancar dengan basis harian sementara proyek baru selesai dengan berhasil.
            Untuk perusahaan-perusahaan dengan berbagai proyek besar, seperti sebuah perusahaan konstruksi, sebuah pengorganisasian proyek merupakan sebuah cara yang efektif melalui penugasan seseorang dan sumber daya fisik yang diperlukan. Hal itu merupakan sebuah struktur organisasi yang temporer di desain untuk mencapai hasil dengan menggunakan pakar dari seluruh perusahaan.
            Pengorganisasian proyek mungkin dapat berguna ketika memenuhi syarat sebagai berikut:
1.      Tugas pekejaan bisa dijelaskan dengan sebuah tujuan yang spesifik dan tenggat waktu
2.      Pekerjaan bersifat unik atau tidak umum bagi organisasi yang ada saat ini
3.      Pekerjaan berisikan tugas-tugas rumit yang saling terkait yang memerlukan kemampuan khusus
4.      Proyek bersifat sementara, namun penting bagi organisasi
5.      Proyek mempersingkat lini di antara organisasi
Manajer Proyek
Manajer proyek memiliki visibilitas yang tinggi dalam sebuah perusahaan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa (1) semua aktifitas-aktifitas yang diperlukan selesai dalam urutan yang benar dan tepat waktu; (2) proyek sesuai dengan anggaran; (3) proyek memenuhi tujuan terkait kualitas; (4) orang yang ditugaskan pada proyek menerima motivasi, arahan, dan informasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa manajer proyek harus menjadi pelatih dan penghubung yang baik, dan mampu untuk mengorganisasi aktivitas-aktivitas dari berbagai disiplin.
Manajer proyek bukan hanya memiliko visibilitas yang tinggi, tetapi juga menghadapi masalah etis sehari-harinya. Manajer proyek terkadang berurusan dengan (1) penawaran hadiah dari kontraktor; (2) tekanan untuk mengubah laporan status untuk menutupi kenyataan penundaan; (3) laporan palsu untuk pembebanan waktu dan pengeluaran; serta (4) tekanan untuk mempromosikan kualitas agar memperoleh bonus atau menghindari penalti terkait dengan jadwal.

Struktur Perincian Kerja / (Work Breakdown Structure─WBS)
Work breakdown structure (WBS) merupakan suatu pengelompokkan elemen kerja yang ditunjukkan dalam bentuk grafik untuk mengatur dan membagi keseluruhan ruang lingkup  suatu proyek kerja (Rev, 2003). 
WBS umunya menurun jumlahnya dari atas hingga ke bawah dan tersusun seperti dibawah ini.
Tingkat
1.      Proyek
2.      Tugas utama dalam proyek
3.      Subtugas dalam tugas utama
4.      Aktivitas-aktivitas (paket kerja) yang akan diselesaikan
2.1.2    Penentuan Jadwal Proyek
Penentuan jadwal proyek melibatkan pengurutan dan pembagian waktu ke semua aktivitas proyek. Pada tahapan ini, manajer memutuskan berapa lama suatu aktivitas akan memakan waktu dan menghitung sumber daya yang diperlukan pada masing-masing tahapan produksi. Manajer juga akan merencanakan jadwal yang berbeda bagi kebutuhan akan personel berdasarkan pada jenis kemampuan (manajemen, teknik) dan kebutuhan akan bahan material.
Salah satu pendekatan penentuan jadwal yang popular adalah grafik Gantt. Grafik Gantt (Gantt Chart) merupakan cara yang murah dalam membantu manajer memastikan bahwa (1) aktivitas direncanakan; (2) urutan kinerja didokumentasikan; (3) waktu aktivitas diestimasi dan dicatat; (4) waktu proyek keseluruhan dikembangkan.
Penentuan jadwal proyek memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Menunjukkan hubungan dari masing-masing aktivitas dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan proyek
2.      Mengidentifikasi hubungan yang lebih diutamakan di antara berbagai aktivitas
3.      Mendorong pengaturan waktu realistik dan estimasi biaya untuk masing-masing aktivitas
4.      Membantu menjadikan lebih baik penggunaan orang, uang, dan sumber daya material dengan mengidentifikasi kemacetan utama dalam proyek
2.1.3    Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek melibatkan pengawasan yang ketat terhadap sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. Kendali juga berarti menggunakan sebuah siklus umpan balik (feedback loop) untuk merevisi rencana proyek dan memiliki kemampuan untuk memindahkan sumber daya ke mana pun mereka paling dibutuhkan.
Program ini mengasilkan beragam laporan, termasuk (1) perincian biaya yang detail untuk masing-masing tugas; (2) kurval total program buruh; (3) tabel distribusi biaya; (4) rangkuman biaya dan jam fungsional; (5) peramalan bahan mentah dan pengeluran; (6) laporan varian; (7) laporan analisis waktu; dan (8) laporan status kerja.

2.2       Teknik Manajemen Proyek
            2.2.1    Program Evaluation and Review Technique (PERT)
PERT digunakan dalam melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan bagian-bagian kegiatan dalam suatu proyek. Menurut Soeharto (2002), metode PERT mencakup tiga perkiraan waktu, yaitu:
a.       Waktu pesimistic ( , adalah waktu paling panjang yang mungkin diperlukan suatu kegiatan
b.      Waktu perkiraan paling mungkin atau most likely ( ), adalah waktu penyelesaian kegiatan- kegiatan proyek yang paling memungkinkan, atau memiliki probabilitas paling tinggi
c.       Waktu Optimistic ( ), adalah waktu tercepat yang dapat dilakukan untuk melaksanakan kegiatan suatu proyek. Setelah menentukan ketiga perkiraan waktu tersebut, maka kita dapat menentukan waktu kegiatan yang diharapkan (Expected Timed) dengan rumus sebagai berikut: 
Expected Time =
Dalam menentukan perkiraan waktu proyek dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan probabilitas dan diselesaikan dengan tabel normalitas.
Dengan keterangan bahwa x merupakan jumlah waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan, µ merupakan rata-rata proyek dapat terselesaikan, dan merupakan standar deviasi. 
Percepatan Pelaksanaan Kegiatan (Crashing)
Crashing merupakan proses mereduksi suatu kegiatan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Menurut Ervianto (2014) dalam Dimyati dan Nurjaman (2014), proses crashing merupakan cara untuk melakukan perkiraan untuk variabel cost dalam menentukan pengurangan durasi yang paling optimal dan ekonomis dari suatu kegiatan proyek yang masih memungkinkan untuk direduksi. Crashing dapat memunculkan adanya trade off antara biaya dan waktu. 
            2.2.2    Critical Path Method (CPM)
Menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan Nurjaman (2014), Critical Path Method (CPM) merupakan metode jalur kritis yang menggunakan jaringan dengan keseimbangan waktu-biaya linear. Teknik CPM dilakukan dengan menyusun jaringan kerja yang diidentifikasikan ke arah aktivitas- aktivitas dan menggunakan simple time estimates pada tiap aktivitas yang menunjukkan jangka waktu pelaksanaan.
Beberapa istilah yang digunakan dalam metode CPM ini adalah:
a.       Earliest Start Time (ES)
ES merupakan waktu tercepat suatu kegiatan/ aktivitas dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu kegiatan dan persyaratan pada urutan pengerjaan kegiatan.
b.      Latest Start Time (LS)
LS merupakan waktu paling lambat untuk memulai suatu kegiatan.
c.       Earliest Finish Time (EF)
EF merupakan waktu tercepat kegiatan dapat diselesaikan.
d.      Latest Finish Time (LF)
LF merupakan waktu paling lambat dalam menyelesaikan suatu kegiatan.
Pada CPM dikenal istilah critical path atau jalur kritis yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan- kegiatan yang memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga dapat menentukan tingkat prioritas kebijakan dalam penyelenggaraan proyek.
Bentuk CPM tersebut dapat memberikan informasi terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan terlebih dahulu atau sesudahnya, dan durasi kegiatan.
Pada CPM dikenal pula istilah slact time, yaitu waktu penundaan suatu kegiatan tanpa mengubah jangka waktu proyek secara keseluruhan. Slact time didapakan dengan menggunakan rumus berikut: 
=    atau =  
Jaringan yang telah dibuat pada CPM dapat direfleksikan sebagai dasar penjadwalan proyek. Penjadwalan proyek biasa dibuat dalam bentuk grafik Gantt Chart.
2.3       Menentukan Jadwal Proyek
Dalam menentukan jadwal proyek kita perlu melakukan analisis jalur kritis (critical  path analysis) CPA merupakan jalur terpanjang yang melalui suatu jaringan. Untuk menentukan jalur kritis kita perlu menghitung " waktu awal dan akhir untuk masing-masing aktifiitas, sebagai berikut:
·         Permulaan paling awal (earlist start─ES) adalah waktu paling awal dimana sebuah aktivitas bisa dimulai, asumsikan semua aktivitas pendahulunya telah selesai.
·         Penyelesaian paling awal (earliest finish─EF) adalah waktu paling awal dimana sebuah aktivitas bisa diselesaikan.
·         Permulaan paling akhir (latest start─LS) adalah waktu paling lambat dimanasebuah aktivitas bisa dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaiandari keseluruhan proyek.
·         Penyelesaian paling akhir (latest finish─LF) adalah waktu paling lambat dimana sebuah aktivitas harus selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian dari keseluruhan proyek.
Dalam hal ini kita menggunakan proses two-pass (lintas dua arah) yaitu lintas depan dan lintas belakang, untuk menentukan jadwal waktu untuk masing-masing aktivitas. Waktu mulai dan selesai yang lebih cepat (ES dan EF) ditentukan pada saat lintas depan (forward pass). Waktu mulai dan selesai yang paling lambat (LS dan LF) ditentukan pada saat lintas belakang.
2.3.1    Lintas Depan (Forward Pass)
Untuk menunjukkan secara jelas jadwal aktivitas pada jaringan proyek, maka digunakan notasi yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. ES dari sebuah aktivitas ditunjukkan pada sisi pojok kiri atas dari titik simpul yang menunjukkan aktivitas tersebut. EF ditunjukkan pada sisi pojok kanan atas. Waktu yang paling lambat, LS dan LF, ditunjukkan pada sisi pojok kiri bawah dan kanan bawah secara berurutan.

Gambar 1
Notasi yang digunakan dalam Titik
Simpul untuk Lintas Depan dan Lintas Belakang

Pengaturan Waktu Mulai Paling Awal adalah sebelum sebuah aktivitas bisa dimulai, semua aktivitas pendahulunya yang terdekat harus sudah selesai:
·         Jika sebuah aktivitas pendahulu terdekat tunggal, ES sama dengan EF dari aktivitas pendahulunya.
·         Jika sebuah aktivitas memiliki banyak aktivitas pendahulu terdekat, ES merupakan nilai maksimal dari semua nilai EF dari aktivitas pendahulunya, yaitu:
ES = Maksimal {EF dari semua pendahulu terdekat}
Pengaturan Waktu Selesai Paling Awal adalah waktu selesai paling awal (EF) dari sebuah aktivitas jumlah dari waktu mulai yang paling awal (ES) dan waktu aktivitas itu sendiri, yaitu:
                                    EF = ES + Waktu aktivitas
Walaupun lintas depan memungkinkan kita untuk menentukan waktu penyelesaian proyek yang paling awal, hal itu tidak mengidentifikasi jalur kritis. Untuk mengidentifikasi jalur ini, perlu melakukan lintas belakang untuk menemukan nilai LS dan LF untuk semua aktivitas.
            2.3.2    Lintas Belakang (Backward Pass)
            Seperti halya lintas depan dimulai dengan aktivitas pertama dalam proyek, lintas belakang  (backward pass) dimulai dengan aktivitas terakhir dalam proyek. Untuk masing-masing aktivitas, pertama menentukan nilai LF-nya, diikuti dengan nilai LS. Dua peraturan berikut digunakan dalam proses ini.
Peraturan Waktu Selesai Paling Lambat adalah peraturan yang didasarkan pada fakta bahwa sebelum sebuah aktivitas bisa dimulai, semua aktivitas sebelumnya harus diselesaikan terlebih dahulu.
·         Jika sebuah aktivitas  merupakan sebuah aktivitas pendahulu terdekat untuk hanya satu aktifitas, nilai LF-nya sama dengan nilai LS dari aktivitas yang mengikuti setelahnya.
·         Jika sebuah aktivitas merupakan sebuah aktivitas pendahulu terdekat bagi lebih dari satu aktivitas, nilai LF-nya merupakan nilai minimal dari semua nilai LS dari semua aktivitas yang mengikuti setelahnya, yaitu:
LF = Minimal {LS dari semua aktivitas yang mengikuti        setelahnya}
Peraturan Waktu Mulai Paling Lambat adalah waktu mulai paling lambat (LS)  dari sebuah aktivitas merupakan perbedaan dari waktu selesai paling lambat (LF) dan waktu aktivitasnya, yaitu:
                        LS = LF – Waktu aktivitas

            2.3.3    Menghitung Waktu Perpanjangan dan Mengidentifikasi Jalur                          Kritis
            Setelah kita menghitung waktu paling awal dan paling lambat untuk semua aktivitas, mudah untuk menemukan jumlah dari waktu perpanjangan (slack time) yang dimiliki dari masing-masing aktivitas. Waktu perpanjangan merupakan suatu rentang waktu sebuah aktivitas bisa ditunda tanpa menunda keseluruhan proyek. Secara matematis adalah:
            Waktu perpanjangan = LS – ES    atau
            Waktu perpanjangan = LF – EF
Aktivitas dengan waktu perpanjangan nol disebut dengan aktivitas kritis (critical activity) dan dikatakan berada pada jalur kritis (critial path). Jalur kritis merupakan sebuah jalur terus menerus melalui jaringan proyek dimana memenuhi syarat sebagai berikut:
·         Dimulai pada aktivitas pertama dalam proyek
·         Berakhir pada aktivitas terakhir dalam proyek
·         Termasuk hanya aktivitas kritis (misalnya, aktivitas dengan tanpa adanya waktu perpanjangan)
Waktu perpanjangan Total adalah menunda masing-masing aktivitas selama beberapa waktu misal satu minggu menyebabkan bukan hanya aktivitas tersebut kehilangan waktu perpanjangnya, tetapi juga aktivitas lainnya. Biasanya ketika dua atau lebih aktivitas nonpenting muncul berturut-turut dalam sebuah jalur, mereka berbagi total waktu perpanjangan total.
            2.3.4    Contoh Soal
            Hitunglah waktu mulai dan selesai terlebih dahulu, untuk proyek rumah sakit berstandar internasional yang dibangun pemerintah. Dan berikut menunjukkan jaringan proyek lengkap untuk proyek rumah sakit tersebut, bersama dengan nilai ES dan EF untuk semua kegiatan.
Kegiatan
Penjelasan
Waktu (Minggu)
A
Membangun komponen internal
2
B
Memodifikasi atap dan lantai
3
C
Membangun tumpukan
2
D
Menuangkan beton dan memasang rangka
4
E
Membangun pembakar temperatur tinggi
4
F
Memasang sistem kendali polusi
3
G
Membangun alat pencegah polusi udara
5
H
Pemeriksaan dan pengujian
2
Total Waktu (Minggu)
25



Gambar 2
Hitungan Waktu Mulai dan Selesai Terakhir untuk Tiap
Kegiatan pada Proyek Rumah Sakit Tersebut



Gambar 3
Permulaan Paling Akhir dan Waktu Selesai
Sekarang Ditambahkan
Hasil Perhitungan ES, EF, LS, dan LF
Kegiatan
Waktu (Minggu)
Mulai Tedahulu ES
Selesai Terdahulu EF
Mulai Terakhir LS
Selesai Terakhir LF
A
2
0
2
0
2
B
3
0
3
1
4
C
2
2
4
2
4
D
4
3
7
4
8
E
4
4
8
4
8
F
3
4
7
10
13
G
5
8
13
8
13
H
2
13
15
13
15
Slack dan jalur kritis untuk kegiatan-kegiatan pada proyek rumah sakit pemerintah yang berstandar internasional.
Kegiatan
Mulai Terdahulu
ES
Selesai Terdahulu
EF
Mulai Terakhir
LS
Selesai Terakhir
LF
Slack=
LS-ES
Jalur Kritis
A
0
2
0
2
0
Ya
B
0
3
1
4
1
Tidak
C
2
4
2
4
0
Ya
D
3
7
4
8
1
Tidak
E
4
8
4
8
0
Ya
F
4
7
10
13
6
Tidak
G
8
13
8
13
0
Ya
H
13
15
13
15
0
Ya

2.4       Variabilitas dalam Waktu Aktivitas
            Sejauh ini, dalam mengidentifikasi semua waktu paling awal dan paling lambat dan jalur kritis yang terkait, kita telah mengadopsi pendekatan CPM dengan mengasumsikan bahwa semua waktu aktivitas diketahui dan merupakan konstanta yang tetap. Yaitu tidak terdapat keragaman dalm waktu aktivitas. Namun dalam praktiknya, besar kemungkinan bahwa waktu penyelesaian aktivitas beragam bergantung pada berbagai faktor.
            Walaupun beberapa aktivitas mungkin kurang memiliki kecenderungan untuk tertunda, lainnya mungkin lebih berpotensi terhadap penundaan. Misalkan suatu aktivitas bisa jadi sangat bergantung pada kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang buruk bisa secara signifikan memengaruhi waktu penyelesaiannya.
            Hal ini berarti bahwa kita tidak dapat mengabaikan dampak dari keragaman dalam waktu aktivitas ketika menentukan jadwal untuk sebuah proyek. PERT mengatasi masalah ini
            2.4.1    Tiga Estimasi Waktu dalam PERT
            Dalam PERT, kita menggunakan distribusi probabilitas berdasarkan pada tiga estimasi waktu untuk masing-masing aktivitas sebagai berikut.
a.       Waktu optimis (optimistic time) (a)
Waktu yang akan diambil oleh suatu aktivitas jika segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana. Dalam mengestimasi nilai ini, hanya ada sebuah probabilitas kecil (misalkan, 1/100) dimana waktu aktivitas adalah < a.
b.      Waktu pesimis (pessimistic time) (b)
Waktu yang akan diambil oleh suatu aktivitas dengan mengasumsikan kondisi yang kurang menguntungkan. Dalam mengestimasi nilai ini, hanya ada sebuah probabilitas kecil (juga 1/100) dimana waktu aktivitas adalah >b.
c.       Waktu yang paling penting (most likely time) (m)
Estimasi waktu yang paling realistik yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas.
            Ketika menggunakan PERT, kita berasumsi bahwa aktivitas estimasi waktu mengikuti distribusi probabilitas beta (lihat gambar 2.2). distribusi kontinu ini sering kali sesuai untuk menentukan nilai yang diharapkan dan varian bagi waktu penyelesaian aktivitas.
            Untuk menemukan waktu aktivitas yang diharapkan, t, distribusi beta menimbang tiga estimasi waktu berikut.
t = (a + 4m +b)/6
Gambar 4
Distribusi Probabilitas Beta dengan
Tiga Estimasi Waktu

Yaitu, waktu yang paling mungkin (m) diberikan bobot empat kali seperti halnya waktu optimis (a) dan waktu pesimis (b). estimasi waktu t yang dihitung menggunakan persamaan diatas untuk masing-masing aktivitas digunakan dalam jaringan proyek untuk menghitung semua waktu yang paling awal dan paling lambat.
            Untuk menghitung pembayaran atau varian dari waktu penyelesaian aktivitas, digunakan formula:
Varian = [(ba)/6]2
            2.4.2    Probabilitas Penyelesaian Proyek
            PERT menggunakan varian dari aktivitas-aktivitas kritis untuk membantu menentukan varian dari keseluruhan proyek. Varian proyek dihitung dengan menjumlahkan varian dari aktivitas-aktivitas kritis.
2p = varian proyek = ∑ (varian aktivitas-aktivitas pada jalur kritis)
            PERT membuat dua asumsi: (1) total waktu penyelesaian proyek mengikuti sebuah distribusi probabilitas normal, dan (2) waktu aktivitas secara statistik independen.
2.4.3    Variabilitas dalam Waku Penyelesian dari Jalur Nonkritis
Dalam diskusi kita sejauh ini, kita telah berfokus secara eksklusif pada keragaman dari waktu penyelesaian dari aktivitas-aktivitas pada jalur kritis.  Hal ini menjadi logis karena aktivitas-aktivitas ini, secara  definisi, merupakan aktivitas yang paling penting dalam sebuah jaringan proyek. Namun, ketika terdapat sebuah keragaman dalam waktu aktivitas, penting kita juga memeriksa keragaman dalam  waktu penyelesian dari aktivitas-aktivitas pada jalur nonkritis.
Ketika menemukan probabilitas dari waktu penyelesaian proyek, perlu untuk tidak hanya fokus pada jalur kritis. Bahkan, beberapa riset menunjukkan bahwa menggunakan sumber daya proyek untuk mengurangi keragaman dari aktivitas yang bahkan pada jalur kritis bisa menjadi sebuah elemen efektif dalam manajemen proyek. Perlu untuk menghitung probabilitas untuk lintasan non kritis, terutama yang relatif memiliki varian yang besar. Dimungkinkan bagi sebuah kalur kritis untuk memiliki sebuah probabilitas yang lebih kecil dari penyelesaian dalam sebuah tenggat waktu, ketika dibandingkan dengan jalur kritis.

2.5       Trade-Off dan Mempersingkat Biaya-Waktu Proyek
            Disamping mengelola sebuah proyek, tidak biasa bagi mananjer proyek  untuk dihadapkan  pada, baik salah satu (maupun ke duanya) dari situasi berikut. (1) proyek berda di belakang jadwal yang sudah ditentukan, dan (2) waktu penyeleesian proyek yang sudh dijadwalkan telah dimajukan. Dalam kedua situasi tersebut, beberapa atau semua dari aktivitas-aktivitas yang ada perlu untuk dipercepat (biasanya dengan menambhahkan sumber daya) untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan tenggat  waktu yang  diinginan. Proses yang diperpendek  durasinya dengan cara yang paling murah  disebut dengan mempersingkat  (crashing) proyek.
            CPM merupakan sebuah teknik dimana masing-masing aktivitas memiliki sebuah waktu normal atau standart  yang digunakan dalam perhitungan. Terkait dengan waktu normal ini adalah biaya normal dari aktivitas.  Namun, waktu lain dalam manajemen proyek adalah crash time, yang  didefinisikan sebagai durasi yang paling  pendek yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas. Terkait dengan waktu singkat ini adalah crash cost (memperkecil biaya) dari aktivitas. Biasanya, bisa memperpendek atau mempersingkat  sebuah aktivitas dengan menmbah sumber daya ekstra ke dalam aktivitas tersebut. Dengan demikian, adalah logis untuk memperkecil biaya dari sebuah aktivitas menjadi  lebih tinggi dibandingkan biaya normal.
            Jumlah dimana sebuah aktivitas bisa dipersingkat (misalkan perbedaan antara waktu normal dan waktu singkat) bergantung pada aktivitas yang terkait. Kita mungkin tidak mampu untuk mempersingkat beberapa aktivitas sama sekali. Misalkan, jika sebuah percetakan perlu untuk dipanaskan dalam tungku api selama 48 jam, menambah sumber daya tidak membantu mempersingkat waktu. Sebaliknya, kita mungkin dapat mempersingkat beberapa aktivitas signifikan (misalkan, membuat kerangka sebuah rumah dalam waktu 3 hari dan bukan 10 hari dengan mempekerjakan 3 kali lebih banyak pekerja).
            Dengan demikian, biaya dari crashing (atau mempersingkat) sebuah aktivitas bergantung pada sifat dari aktivitas tersebut. Manajer biasanya tertarik dalam mempercepat sebuah proyek dengan biaya tambahan yang paling murah. Oleh karena itu, kerika memilih aktivitas mana yang akan dipercepat, dan seberapa banyak, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:
·         Jumlah dimana sebuah aktivitas dipercepat itu dimungkinkan
·         Jika dilakukan, durasi aktivitas yang diperpendek akan memungkinkan untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan tenggat waktu
·         Biaya total dari mempersingkat sebuah proyek semurah mungkin
Untuk mempersingkat suatu proyek melibatkan 4 langkah yaitu  :
Langkah 1 : Menghitung biaya singkat per minggu (periode waktu lain) untuk masinng-masing aktivitas dalam jaringan klerja. Jika biaya singkat adalah sejajar sepanjang waktu, formula bherikut bisa digunakan. Yaitu Biaya singkat per periode = (biaya singkat-biaya normal) :  (waktu normal-waktu singkat)
Langkah 2 : Menggunakan waktu aktivitas saat ini, temukan jalur kritis dalaam jaringan proyek. Identifiksi aktivits-aktivits kritis.
Langkah 3  : Jika terdapat satu jalurkritis, kemudian pilih aktivitas pada  jalur kritis ini yang (a) masih bis dipersingkat (crashed) dan  (b) memiliki  biaya singkat per periode yang paling kecil. Mempersingkat akktivitas ini selama satu periode. Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis, kemudian pilih satu aktivitas dari masing-masing jalur kritis dimana (a) masing-masing aktivitas yang dipilih masih bisa dipercepat da (b) total biaya singkat per periode dari semua akttivivtas yang dipilih merupakan yang paling kecil. Mempersingkat masing-masing aktivitas satu periode .
Langkah 4 : Perbarui semua waktu aktivitas.jika waktu yang diinginkan telah tercapai, berhenti. Jika tidak, kembali ke langkah 2.
2.6       Tinjauan terhadap PERT dan CPM
Sebagai sebuah peninjauan dari diskusi meengenai PERT berikut beberapa dari fitur-fitur yang perlu diketahui oleh manajer operasi.
Keunggulan
1.      Sangat berguna ketika  menentukan jadwal dan mengendalikan proyek yang besar.
2.      Konsep yang langsung dan secara  matematis tidak sulit.
3.      Jaringan grafik membantu menekankan hubungan di antara aktivitas  proyek.
4.      Analisi jalur kritis dan waktu perpanjangan membantu menentukan aktivitas-aktivitas yang perlu diperhatikan lebih dekat.
5.      Dokumentasi proyek dan grafik menuunjukkan siapa yang  bertanggung jawab untuk berbagai aktivitas.
6.      Dapat diterapkan ke berbagai macam  proyek.
7.      Berguna dalam mengawasi bukan  hanya jadwal, tetapi juga biaya.
Batasan
1.      Aktivitas proyek harus benar-benar dijelaskan, bersifat independen, dan stabil dalam hal  hubungannya.
2.      Hubungan yang ada sebelumnya harus spesifik da ada dalam jaringan yang sama.
3.      Estimasi waktu cenderung  menjadi subjektif dan dipalsukan oleh manajer yang  takut akan bahaya menjadi terlalu optimis atau tidak cukup pesimis.
4.      Terdapat bahaya yang tidak dapatdipisahkan dari menempatkan terlalu banyak penekanan pada jalur terpanjang, atau kritis. Jalur yang hampir kritis perlu untuk diawasi secara ketat.


BAB III
KESIMPULAN
3.1       Kesimpulan
PERT, CPM, dan teknik penentuan jadwal lainnya telah terbukti menjadi alat yang berguna dalam mengendalikan proyek besar dan rumit. Manajer menggnakan teknik-teknik tersebut untuk mengelompokkan proyek ke dalam aktivitas-aktivitas yang terpisah (struktur perincian kerja), mengidentifikasi sumber daya yang spesifik dan kebutuhan waktu untuk masing-masing. Dengan PERT dan CPM, manajer bisa memahami status dari masing-masing aktivitas, termasuk  waktu mulai yang paling awal, waktu mulai yang paling lambat, waktu  mulai yang paling awal, waktu  selesai yang paling lambat, waktu selesai yang paling awal, waktu mulai paling lambat, waktu selesai paling awal, dan waktu  selesai paling telat (ES, LS, EF, dan LF). Dengan mengendalikan trade-off  di antara ES dan LS, manajer bisa engidentifikasi aktivitas-aktivitas yang memiliki waktu perpanjangan dan bisa menyelesaikan alokasi sumber daya, mungkin dengan memperlancar sumber daya. Manajemen proyek  yang efektif juga memungkinkn manajer untuk fokus pda aktivita-aktivitas yang penting bagi  penyelesaian  proyek yang tepat waktu. Dengan memahami jalur kritis proyek , mereka mengetahui di mana proses mempersingkat membuatnya menjadi lebih ekonomis.
Manjemen proyek yang baik juga memungkinkan perusahaan untuk secara efisien menciptakan produk dan jasa untuk pasar global dan merepons secara  efektif terhadap kompetisi global. 





DAFTAR PUSTAKA


Hamdan Dimyati, K. N. (2014). Manajemen Proyek. Bandung: Pustaka Setia.
Jay Heizer, B. R. (2016). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
Ganesstri Padma Arianie, N. B. (2017). Perencanaan Manajemen Proyek Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Efektifitas Sumber Daya Perusahaan. Jurnal Teknik Industri, 190-196.